Pak Haji Mencabuli Penghuni Kontrakannya | Informasi dihimpun Pelita RAKYAT menyebutkan, awalnya ibu beranak satu itu bersama adiknya mengontrak rumah milik pria yang merupakan seorang haji di Jalan Pinang Baris, Kel Lalang, Medan Sunggal, sejak Februari silam. Setelah satu bulan menempati rumah itu, pria uzur memiliki banyak rumah kontrakan itu mendatangi rumah kontrakan yang disewa oleh kakak beradik yang sebelumnya tinggal di Jalan Kelumpang, Desa Klambir V, Kec Hamparan Perak.
Cerita demi cerita, mereka pun dekat dengan pak haji yang memiliki 3 anak itu. Kedekatan mereka kian seperti keluarga. Pak haji pun sering mendatangi rumah kontrakan tersebut. Melihat dua wanita berparas manis dan bodi yang aduhai, timbul dalam benak seorang haji bejat untuk lebih dekat dengan kakak beradik tersebut.
Seketika timbul niat baik pak haji kepada kedua wanita itu, bahwa mereka tak usah membayar kontrakan dengan syarat kedua wanita itu melayani nafsu birahinya. Sulitnya kebutuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan sang kakak pun berfikir dengan tawaran haji bejat itu.
Akhirnya, wanita yang tak mengetahui keberadaan suaminya itu, merelakan dirinya menjadi budak seks pria paruh baya yang memiliki nafsu seperti anak remaja. Awalnya, sang kakak yang menjadi korban nafsu bejat pria uzur itu. Pria yang masih memiliki seorang istri itu, meminta kepada Yesti melakukan perbuatan bejatnya. Tak lama, karena permintaannya yang kerap dituruti wanita berkulit kuning langsat itu, Pak haji lalu meminta berhubungan intim kepada wanita yang sudah memiliki 1 anak itu.
Namun, di usia yang sudah bau tanah itu, pak haji memang hebat. Keperkasaan bak pria dewasa. Puas menyicipi ibu 1 anak itu, ternyata ia tak puas dengan kemolekan tubuh sang kakak. Pak haji pun meminta Bunga yang masih dibawah umur, untuk melayani nafsunya.
Puncaknya 16 April silam. Selain sang kakak menjadi korban, kini giliran adiknya. Pak haji pun juga menodai Bunga yang masih dibawah umur. Bunga pun disetubuhinya hingga mahkota paling berharga miliknya pupus akibat perbuatan seorang haji yang memiliki nafsu begitu kuat.
Ibarat nasi sudah menjadi bubur. Bunga pun akhirnya pasrah dan hanya bisa meratapi nasibnya, akibat mahkota paling berharga miliknya kandas akibat perbuatan biadap seorang pria yang sudah mensucikan dirinya ke tanah suci itu.
Ironisnya, Hj Samsidar yang merupakan istri dari pak haji mendatangi mereka dan mengusir kakak beradik tersebut dengan alasan meminta surat nikah kepada Yesti, dikarenakan mendapat kabar dari warga setempat kalau dirumah itu dijadikan tempat perjinahan. Akhirnya, Hj Samsidar mengunci rumah tersebut dan tak mengizinkan kedua wanita itu untuk menempati rumah milik suaminya tersebut.
Kepada Wartawan, Diana mengatakan, bukan dirinya saja yang menjadi korban nafsu pak haji tersebut. Bahkan, adiknya juga menjadi korban kebiadaban seorang haji yang menodai anak yang masih dibawah umur.
“Bukan saya aja bang, adik saya pun dicabulinya. Kami ini orang susah, pakaian kami masih disandera istrinya di rumah itu. Nggak boleh masuk lagi kami ke rumah itu untuk ambil barang-barang,” ungkapnya saat ditemui Pelita RAKYAT.
Sementara, saat ditemui awak koran ini dan beberapa rekan media lain ke kediamannya, H Anwar enggan bertemu. Namun, istrinya Hj. Samsidar mengatakan, kalau pak haji tidak bersedia menemui para wartawan untuk meminta keterangan terkait kasus tersebut. “Pak hajinya tidak mau menemui adik-adik. Memang ada apa rupanya,” ucap Hj Samsidar kepada awak koran ini.
Namun, saat disinggung mengenai pencabulan dan diusirnya Diana dan Bunga, wanita berbadan tambun itu mengatakan, kalau dirinya merasa tak senang atas laporan warga setempat atas kedua wanita yang sering memasukkan pria dengan membawa minuman ke dalam rumah. Bahkan, saat ia menanyakan kepada Diana mengenai surat nikah miliknya, Diana tak bisa menunjukkan surat tersebut.
“Oh Si Diana itu. Dia itu jahat, terserah mau dilaporkannya sama polisi pun nggak apa-apa. Pikirnya kami takut. Paling kami tuntut dia nanti. Bayangkan, pas saya tanya, katanya dia sudah menikah, ketika saya minta buku nikahnya, katanya lagi diurus. Apa bisa begitu. Habis itu, saya mendapat kabar dari warga, kalau rumah saya itu dijadikan tempat perjinahan. Katanya ada laki-laki bawa tuak satu derigen. Nggak terima saya kalau rumah saya dijadikan tempat berjinah,” terangnya kepada awak koran ini.
Dari Pantauan Pelita RAKYAT, Kamis 10 Mei 2012 pukul 15.00 Wib Haji Anwar Keling yang didampingi istri setianya Hj. Samsidar masih terus dimintai keterangan di Ruang PPA Polsek Sunggal dan berusaha menghindar dari Wartawan.
Sementara, Kapolsek Sunggal, Kompol M. Budi Hendrawan mengatakan, kedua korban sudah membuat laporan dan sudah kita terima. Selanjutya akan kita lakukan pemeriksaan dan segera kita proses lebih lanjut...
No comments:
Post a Comment